Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengapa Koalisi Internasional Terlihat Seperti Sulit Mengeliminasi Kelompok Teroris “ISIS”

7 Agustus 2016   20:35 Diperbarui: 8 Agustus 2016   17:09 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan serangan dari Iran, Liga Arab, NATO dan Rusia “ISIS” benar-benar menderita pukulan besar. Serangan presisi udara AS serta Pasukan Khusus AS telah memainkan peran dalam menumpas bagian penting dari menajemen senior “ISIS.”  Dalam situasi semacam ini, kemampuan ekonomi “ISIS” terpengaruh sangat besar.

Ada yang perlu di catat adalah sikap Turki, yang pernah suatu ketika hubungannya dengan kelompok ini “teduh,”  kini sama sekali berbeda.

Pada 27 Juni 2106, Recep Erdogan meminta maaf kepada Presiden Rusia Vladimir Putin atas penembakan jatuh jet tempur Rusian pada Nopember 2015, Turki dan Rusia berdamai kembali, dan Turki juga bisa menerima operasi kontraterorisme Rusia di Syria.

Selanjutnya, Turki memulihkan hubungan diplomatik normal dengan Israel musuh stragtegis “ISIS,”  ini membuat “ISIS” bahkan mendapat pukulan lebih berat. Mengingat permusuhan itu dibangun sebelumnya, maka tidak terduga bahwa Turki akan diserang.

Turki memandang masalah Kurdi sebagai hal yang paling penting sendiri, sehingga pada tahun 2014 dan 2015, maka dari itu lebih bersedia membiarkan “ISIS” tumbuh, karena itu benar-benar merupakan faktor penting atau sangat bermanfaat untuk menekan atau mengendalikan pertumbuhan Kurdi.

Maka pandangannya ytang abu-abu terhadap “ISIS,” sikap ini yang menjadi alasan mengapa “ISIS” begitu bebas untuk melakukan kegiatan di Turki. Aktivitas “ISIS” banyak: lebih dari 95% dari dana “ISIS”, personil, perlengkapan, dan peralatan datang ke mereka dari perbatasan Turki dan Syria.

Tapi pemahaman diam-diam yang tadinya non-konflik dengan “ISIS” menjadi rusak. Jadi Turki mulai melawan “ISIS” dan menekan mereka. Dengan menutup perbatasannya dan mengubah situasi dengan menjaga “ISIS” untuk bisa menggunakan perbatasannya, tapi ini juga membawa ancaman besar bagi terorisme.

Maka karena melakukan tekanan pada “ISIS”, jadi tidak heran sering terjadi serangan teroris melawan Turki, ini yang menjadi alasan penting.

Dengan tertutupnya saluran “ISIS” untuk penyelundupan minyak, pencucian uang internasional, dan penjualan barang antik kuno, dengan sendiri telah memotong mata rantai pendanaan “ISIS”, sehingga dana semakin hari semakin kering dan tidak cukup untuk mendukung terus pertempuran berskala besar.

Di masa lalu, mereka mengekspor lebih dari 100 ribu barel minyak setiap hari, yang bisa memperoleh beberapa juta USD, tapi kini saluran minyak dan ekspor minyak dan kemampuan transportasi telah diledakkan oleh AU-Rusia, sehingga pendapatan dari minyak pada pokoknya sudah tidak ada lagi.

Sistem yang dikontrol “ISIS” pada masa lalu wilayahnya cukup luas dan bisa menarik pajak cukup besar, tapi kini pendapatan ini telah hilang. Maka kekuatan ekonomi “ISIS” dengan cepat merosot, diperkirakan kini hanya tersisa 10% sampai 20%  saja dibanding dengan keadaan puncaknya semula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun