Mohon tunggu...
Maharani dwi arrahmah
Maharani dwi arrahmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

I want to make a big impact on society through my writing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kaligrafi sebagai Esensi Keindahan Islam

29 Juni 2024   19:29 Diperbarui: 29 Juni 2024   19:54 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 

Metode yang digunakan yakni literatur review. Literatur review merupakan proses riset yang mengaitkan peninjauan dan penilaian kritis terhadap sumber- sumber literatur yang sudah terdapat. Tujuan utama dari literatur review buat menguasai serta menggambarkan kondisi riset terbaru di bidang yang berkaitan dengan topik yang diteliti. Lewat proses kritis dalam mengumpulkan, mengevaluasi, serta mensintesis bermacam sumber literatur yang relevan dengan topik riset. 

Dengan melaksanakan literature review, periset bisa mendapatkan uraian mendalam tentang pertumbuhan riset terbaru serta mengenali kesenjangan riset yang terdapat. Dalam konteks pembuatan karya tulis ilmiah, pemakaian literature review yang baik bisa membagikan dasar teoretis yang kokoh, menyediakan kerangka pemikiran, dan menunjang alasan yang disajikan.

 

PEMBAHASAN

 

Asal-usul dan Perkembangan Kaligrafi

 

Beragam pendapat dikemukakan tentang siapa yang mula-mula menciptakan kaligrafi. Barangkali cerita-cerita keagamaan adalah yang paling dapat dijadikan pegangan. Para pembawa berita berkebangsaan Arab mencatat bahwa Nabi Adam adalah orang yang pertama kali mengenal kaligrafi. Pengetahuan itu datang dari Allah 4 sendiri melalui wahyu.[4]

 

Agaknya, inilah yang dimaksud: Dan Dia ajarkan kepada Adam nama- nama (benda) semuanya (QS. Al-Baqarah (2): 31). Dikatakan bahwa tiga ratus tahun sebelum wafatnya, Nabi Adam menulis di atas lempengan tanah yang selanjutnya dibakar dan menjadi tembikar. Setelah bumi dilanda banjir besar pada zaman Nabi Nuh dan air sudah surut, setiap hangsa atau kelompok turunan mendapatkan tembikar bertuliskan tulisan tersebut. Dari sini pulalah lahir anggapan bahwa setiap bangsa telah punya tulisannya masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun