Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pujawali (Seperti Itu Aku Mencintaimu Sampai Mati)

31 Maret 2019   22:20 Diperbarui: 31 Maret 2019   22:50 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Upacara Ngaben Cok Sindhu baru saja selesai tiga hari yang lalu. Istri Cok Sindhu masih berduka di kediamannya. Wanita enam puluh tiga tahun itu menatap foto suaminya dengan tatapan kosong.

"Biyang... Relakanlah Aji pergi. Biyang jangan bersedih seperti ini." ucap Anak Agung Baskara kepada ibunya.

"Tapi anakku... Biyang merasa kepergian Ajimu terlalu cepat.

Ruang kesunyian tercipta diantara anak dan ibu itu. Tanpa bicara, wanita tua itu berjalan menuju bilik kamarnya. Setelah beberapa saat, ia kembali lagi dan duduk disebelah Anak Agung Baskara. Sebuah kotak kayu tua berukir bunga kamboja ia letakkan diatas meja.

"Apa ini Biyang?" tanya Anak Agung Baskara tanpa menyentuh kotak kecil berwarna coklat kehitaman itu.

"Bukalah kotak itu."

Malam makin larut. Suasana makin hening. Namun keheningan itu seakan terbelah oleh suara parau Dewi Kenanga.

***

Tepat di hari kesembilan kematian Ajinya, Anak Agung Baskara mengalami sebuah kejadian yang aneh. Saat pagi hari, ia mendapati rambutnya telah memutih semua. Ia menyadari hal itu saat hendak membasuh mukanya. Ia melihat pantulan bayangan wajahnya diatas permukaan bak mandi miliknya.

"Biyaaang..." teriak Anak Agung Baskara.

Dewi Kenanga memeluk putra semata wayangnya dengan penuh kasih. Ia merasa iba dengan musibah yang menimpa lelaki yang bukan anak kandungnya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun