Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pujawali (Seperti Itu Aku Mencintaimu Sampai Mati)

31 Maret 2019   22:20 Diperbarui: 31 Maret 2019   22:50 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditengah -- tengah prosesi ritual, mendadak muncul suara rintihan kijang dari arah hutan diatas Pura. Semula terdengar satu suara rintihan kijang. Lama -- lama suara rintihan itu makin banyak dan mengganggu.

"Kijang sialan, berisik. Mengganggu sekali!" umpat Cok Raka.

Mendengar ucapan itu, pemangku pura menegur Cok Raka.

"Tuan... Tarik kembali ucapan Tuan, segeralah minta ampun kepada Ida Sang Hyang Widhi."

"Ah sudahlah. Kijang -- kijang itu memang mengganggu. Kau juga mendengarnya kan?" ucap Cok Raka sedikit kesal.

"Tapi Tuaaaan..."

"Cukup, apa aku dan putriku bisa pulang sekarang?" tanya Cok Raka tanpa memedulikan peringatan pemangku pura.

***

Beberapa hari kemudian...

Desa Tejakula bagaikan laut yang menggelegak di pagi hari. Bangunan -- bangunan roboh. Pohon -- pohon tumbang. Semua warga sibuk menyelamatkan dirinya masing -- masing. Rupanya pemangku Pura Ratu Gede Sambangan tidak bisa membaca tanda -- tanda alam yang didengarnya beberapa hari yang lalu. Suara rintihan kijang itu tidak digubrisnya. Suara peringatan dari Ida Sang Hyang Widhi yang terlupakan oleh si pemangku pura.

Keluarga Cok Raka berlari keluar rumah. Aji dan Biyang Ayu Candrakasih berusaha menyelamatkan diri. Dengan perut yang semakin membesar, Ayu Candrakasih terpaksa dibopong oleh kedua orangtuanya. Dan akhirnya mereka sampai juga di tempat yang cukup aman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun