Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pujawali (Seperti Itu Aku Mencintaimu Sampai Mati)

31 Maret 2019   22:20 Diperbarui: 31 Maret 2019   22:50 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ah sudahlah. Mungkin ini karena efek latihan untuk menyambut perayaan Pujawali Pura Ratu Gede Sambangan yang makin dekat. Mungkin aku berlatih terlalu keras." gumamnya menepis pikirannya yang kalut.

Malam hari sepulang dari latihan, Anak Agung Oka beranjak tidur lebih awal. Setelah ia membawa segelas air dari dapur dan meminumnya. Ia merebahkan tubuhnya di ranjang. Antara sadar dan tidak sadar. Dalam keadaan mata setengah terpejam karena kelelahan dan tidak bisa tidur, ia mendapati barang -- barang didalam kamarnya beterbangan keatas. Gelas yang baru saja diminumnya ikut terbang. Air didalamnya tumpah. Namun kali ini tidak tumpah kebawah. Air itu tumpah keatas dengan pelan seolah -- olah langit memiliki gaya gravitasi yang kuat daripada bumi.

Mata Anak Agung Baskara membelalak. Ia mendapati dirinya telah berada di dunia lain. Sesosok wanita yang sering mendatanginya dalam mimpi kini berdiri didepannya. Memeluknya tanpa mengeluarkan kata -- kata.

Siluet mimpi berganti. Tiba -- tiba wanita dalam pelukannya menghilang. AnakAgung Baskara mengalami sebuah kejadian bencana tanah longsor. Seorang wanita tergulung -- gulung didalam arus tanah yang mengalir cepat. Anak Agung Baskara berusaha menolong wanita itu. Dengan kaki tersandung -- sandung, ia berlari mengejar wanita itu. Hingga akhirnya Anak Agung Oka jatuh terjerembab.

"Cepat atau lambat kamu akan mengerti." sebuah suara seorang wanita menggema memenuhi telinga Anak Agung Baskara.

Dalam sekejap wanita itu hilang digulung oleh arus tanah yang mengalir makin cepat.

"Bli... Bangun. Hari sudah pagi. Waktunya kau berangkat bekerja." suara parau Dewi Kenanga membangunkan Anak Agung Baskara.

"Jam berapa sekarang Biyang?"

"Jam lima Bli."

"Oh..." balas Anak Agung Baskara sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing. Ia masih memikirkan mimpi yang baru saja dialaminya itu.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun