Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pujawali (Seperti Itu Aku Mencintaimu Sampai Mati)

31 Maret 2019   22:20 Diperbarui: 31 Maret 2019   22:50 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari itu sedang ada latihan tari wayang wong untuk persiapan pementasan pujawali di Pura Ratu Gede Sambangan.

"Baiklah, beri aku waktu. Aku akan mempersiapkan segalanya. Aku akan bertanggungjawab." jawab Anak Agung Oka.

"Aku akan menunggumu mas. Aku akan menyimpan rahasia ini untuk kita berdua. Untuk anak kita." jawab Ayu Candrakasih bahagia.

Mereka berdua saling berpelukan.

Hari berganti minggu. Minggu berganti bulan. Sekarang tepat bulan kedelapan kehamilan Ayu Candrakasih. Bayi dalam perutnya terlihat sehat. Meski hampir tiap hari Ayu Candrakasih mengalami tekanan batin dari keluarganya. Keluarga Kasta Kesatria yang terpandang di Buleleng. Seiring membesarnya perut Ayu Candrakasih, membesar pula mulut -- mulut para tetangga. Menggunjingkan siapa bapak dari bayi yang dikandung Ayu Candrakasih.

Suatu hari ayah Ayu Candrakasih murka. Kesabarannya kini telah habis. Ia tidak mampu memaksa Anaknya untuk membuka mulut. Sehingga ia memutuskan untuk membawa putri mereka ke sebuah pura di lereng gunung yang cukup terjal.

"Ikut Aji sekarang..." ucap Cok Raka.

"Tapi Aji... Aku sedang hamil besar." ucap Ayu Candrakasih pelan. Memohon belas kasih Ajinya.

"Lebih baik kau melahirkan dijalan daripada didalam rumahku ini." ucap Cok Raka dengan muka penuh amarah. Ayu Candrakasih tak kuasa melawan. Hanya airmata menetes dari ujung kedua matanya.

Bagi Ayu Candrakasih, murka Ajinya tidak seberapa. Rasa cintanya kepada Anak Agung Oka yang menguatkan hatinya. Membuatnya tegar menjalani hidupnya.  Ayu Candrakasih tidak takut. Bahkan meskipun bumi menolak jasadnya, ia akan selalu mencintai lelaki pujaannya itu. Apalagi kini dirinya tengah mengandung buah cinta mereka berdua.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun