Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pujawali (Seperti Itu Aku Mencintaimu Sampai Mati)

31 Maret 2019   22:20 Diperbarui: 31 Maret 2019   22:50 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oh Ida Sang Hyang Widhi, aku sangat mencintai anakku. Dalam sepiku ia datang memberiku kekuatan. Dalam rapuhku ia menopangku. Di hidupku yang tak sempurna, ia adalah hal terindah yang aku punya. Lindungilah anakku Dewa." ucap wanita itu dalam do'anya ketika arus tanah membolak -- balikkan tubuhnya dan tubuh anaknya. Do'a yang  dipanjatkan Ayu Candrakasih dalam hati. Do'a yang terdengar oleh bayi dalam pelukannya.

Setelah melihat senyum wanita itu, tubuh Anak Agung Baskara seolah seperti terpental keluar dari dalam gulungan arus tanah. Tubuhnya terlepas dari pelukan wanita itu.

"Ibuuuuuu......." teriak Anak Agung Baskara dengan histeris. Tubuhnya ambruk ke tanah.

Tiga hari setelah kejadian itu, digelarlah upacara Ngaben dirumah Dewi Kenanga. Sesuai petunjuk pemangku adat di Buleleng, Anak Agung Baskara telah mengalami sebuah kejadian aneh. Sebuah kejadian yang mengantarkan pertemuannya dengan wanita yang melahirkannya ke dunia.

Pemangku adat dan pemangku Pura Ratu Gede Sambangan sepakat untuk mengadakan penggalian di tempat yang ditunjukkan oleh Anak Agung Baskara. Di tempat itu mereka menemukan sebuah kerangka manusia. Kerangka  Ayu Candrakasih. Pemangku adat berani menjamin bahwa itu adalah kerangka Ayu Candrakasih. Karena pemangku adat itu telah melakukan ritual keagamaan dan menyucikan sepasang topeng Sri Rama dan Dewi Sinta yang dimiliki oleh Anak Agung Baskara. Taksu topeng itu telah mengatakan siapa pemiliknya.

Ucapan pemangku adat itu diperkuat oleh pernyataan sesepuh desa di Buleleng. Sesepuh desa yang selamat dari musibah longsor di tahun 1970. Ia mengatakan bahwa Ayu Candrakasih dahulu adalah keturunan keluarga Kasta Kesatria yang terpandang di Buleleng. Seorang wanita yang sangat cantik pada masa itu.

Anak Agung Baskara merasa sangat terpukul. Airmata meleleh diantara kedua pipinya. Ia tidak menyangka akan berjumpa dengan ibu kandungnya dengan cara seperti ini.

Ayu Aryani yang mendengar berita itu langsung bertolak menuju Buleleng. Ia meninggalkan semua urusannya di Denpasar pada hari itu hanya untuk menemui lelaki yang sangat ia cintai.

"Yang sabar ya Bli. Ikhlaskan semuanya." ucap Ayu Aryani. Ia memegang erat kedua tangan Anak Agung Baskara.

"Terimakasih Ayu. Aku akan berusaha untuk kuat menghadapi semua ini." balas Anak Agung Baskara sambil memeluk erat wanita disampingnya itu.

"Aku akan menemanimu selamanya Bli. Aku mencintaimu." ucap Ayu Aryani lirih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun