Teana berlari mendekati wanita itu. Lalu ia menyerahkan anak dalam gendongannya kepada ibunya.
"Terimakasih Nyonya."
"Sama -- sama. Sekarang pulanglah. Disini tidak aman untuk kalian."
Teana melihat ibu dan anak itu mulai pergi menjauh dari kuil bersama para penduduk yang lainnya. Kini Teana merasa tenang. Semua penduduk telah meninggalkan kuil Ad Deir dengan selamat.
"Nyonya...!" teriak Pendeta Samad sambil berlari mendekati Teana.
"Iya Pendeta." jawab Teana.
"Ini.... Cepatlah kau bawa patung ini." ucap Pendeta Samad sambil menyerahkan sebuah bungkusan kain putih kepada Teana.
"Tapi mengapa harus aku? Lebih baik Tuan saja yang menjaga patung ini."
"Tidak, aku tidak mau mengulangi kesalahan untuk yang kedua kali. Aku bukanlah orang yang tepat untuk menjaga Patung Dewa Dhushara ini. Aku merasa Nyonya lah yang mampu menjaganya. Ini Nyonya, bawalah patung ini."
"Baiklah. Aku akan menyimpan patung ini. Aku pergi dulu."
Teana berjalan meninggalkan Kuil Ad Deir. Diikuti oleh Almeera dibelakangnya. Lalu mereka bergegas menaiki untanya untuk kembali ke Penginapan Al Anbath.