"Kita sudah sampai, kau masuklah duluan. Biar Ayah menyuruh Kishwar untuk memasukkan unta kita ke kandang."
"Baik Ayah."
Di dalam rumah, Aairah menunggu dikamarnya. Bersama Hamra, ia membuat ramuan minuman berbahan rempah kesukaan Rashad.
Sementara itu, dengan langkah pelan Teana memasuki rumah yang cukup lama ia tinggalkan. Ia mencari keberadaan ibunya. Hingga akhirnya...
"Ibuuuu...." ucap Teana lembut sambil memeluk Aairah dari belakang.
"Oh Dewa.... Akhirnya kau pulang juga anakku." ucap ibunya penuh haru. Kedua wanita itu berpelukan satu sama lain.
Suasana malam itu begitu membahagiakan. Sebuah keluarga kini telah lengkap berkumpul. Setelah hampir setahun kepergian Teana ke Kota Petra, kini ia kembali ke rumahnya. Aairah nampak bahagia bisa berjumpa kembali dengan Teana. Tak berselang lama, Rashad datang. Ia bergabung dengan mereka. Saling menumpahkan kerinduan masing -- masing. Hingga tak terasa hari mulai larut malam.
"Istirahatlah anakku. Kau pasti lelah."
"Iya bu nanti dulu. Aku masih ingin berbicara dengan ibu. Oh iya, dimana Galata? Mengapa aku tidak melihatnya? Apakah ia sudah tidur?"
"Sepertinya begitu. Ia pasti kelelahan karena tadi siang ibu menyuruhnya membeli barang -- barang kebutuhan kita di Qasr Al Farid. Jika kau ingin berbicara dengannya, lebih baik besok saja. Sekarang kau tidurlah." ucap Aairah sambil mengelus rambut Teana.
"Iya bu, tapi malam ini aku ingin tidur bersama ibu. Biar Ayah tidur di kamar yang lainnya. Boleh kan?"