"Hati -- hati Tuan."
"Terimakasih."
Dalam perjalanan mereka pulang, saat mereka berdua mulai meninggalkan halaman kuil, empat pasang mata mengawasi mereka berdua dari atas bangunan Al Khuraimat. Tatapan penuh kemarahan.
"Kita harus segera melapor kepada Yang Mulia Taw."
"Kau benar, Ayooo..."
Dua bayangan hitam nampak melesat menuruni tebing bukit.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!