"Almeeraaaaa.... Lariiiii... Selamatkan dirimu dari anak buah Ja'far!" teriak ibunya dari kejauhan.
Almeera yang tidak mengerti apapun hanya diam di tempatnya. Ibu Almeera terus berlari dan berlari menemui anaknya. Anak buah Ja'far semakin dekat. Saat ia berada tak jauh dari ibu Almeera, ia menyabetkan pedangnya ke arah wanita itu. Dengan gerakan cepat, ibu Almeera berhasil mengelak dari sabetan pedang tajam. Namun lengan kirinya bercucuran darah. Mata pedang telah menggores tangannya.
Melihat seorang anak kecil di depannya, anak buah Ja'far segera turun dari kudanya. Ia menginginkan Almeera untuk dibawanya pulang sebagai budaknya.
Ibu Almeera meringis menahan perih di lengan kirinya. Namun saat melihat anak buah Ja'far membawa Almeera, naluri keibuannya muncul. Ia segera bangkit untuk menyelamatkan anaknya. Ia mengambil sebuah batu besar. Lalu ia melemparkan batu itu tepat kearah anak buah Ja'far.
Lelaki itupun tewas dengan darah mengucur deras dari kepalanya.
"Ibuuu...." teriak Almeera sambil berlari kearah ibunya.
"Almera anakku....!" ucap ibunya lirih sambil memeluk anaknya.
"Ibu, ibu tidak apa -- apa kan?"
"Ibu baik -- baik saja Nak." balas ibunya sambil memegang lengan kirinya yang terus mengeluarkan darah segar.
"Jubah ibu kenapa? Kenapa merah semua?"
"Tidak apa -- apa Nak, ayo sini ibu gendong. Ibu akan membawamu naik keatas kuda itu. bukankah kau ingin naik kuda?" tanya ibu Almeera sambil tersenyum kepada anaknya.