Salah satu dari gerombolan itu menabrak wanita yang baru saja membeli Myrrh milik Teana. Hingga membuat wanita itu jatuh tersungkur di tanah.
"Oh Dewi, tolong..." teriak wanita itu lirih.
Mendengar teriakan itu, Teana segera menghentikan langkahnya. Begitu halnya Rashad dan Galata. Tanpa berpikir panjang, Teana berlari ke arah wanita itu.
"Nyonya...." teriak Teana.
Dengan gerakan yang cepat dan sedikit menyingkap jubahnya, ia bergegas menolong wanita itu. Namun saat hendak mendekati si wanita malang itu, dirinya berpapasan dengan lelaki berbadan tegap dengan cadar hitam menutupi wajah dan kepalanya. Hanya nampak dua pasang matanya yang menatap tajam ke arah Teana.
Teana menahan laju kakinya. Ia menatap lelaki itu. Kedua mata mereka saling beradu pandang. Ingin rasanya Teana menyerang lelaki berjubah hitam yang berpapasan dengannya. Lelaki yang telah menabrak wanita itu hingga tersungkur di tanah.
Namun nalurinya berkata ia harus menolong wanita itu lebih dulu.
Tak berapa lama Teana telah berada disamping si wanita.
"Nyonya, kau tidak apa -- apa?" tanya Teana sambil membantu wanita itu untuk duduk. Ia merasakan tubuh wanita itu gemetar.
"Tunggulah disini Nyonya, aku akan segera kembali." ucap Teana.
Dengan cekatan, Teana bergegas menemui ayahnya Rashad, ia meminta sedikit air kepada ayahnya.