Pandangan mata ibu Almeera seketika berubah menjadi gelap. Tubuhnya ambruk diatas pasir yang panas. Nafasnya berhenti bersamaan dengan berhentinya aliran darah ditubuhnya.
Hari mulai sore. Sementara itu kuda Almeera terus berlari. Rasa lelah melanda sekujur tubuh Almeera. Pandangan matanya mulai kabur. Ia merasa sangat kehausan dan kelaparan.
Hampir seharian Almeera belum makan. Sejak perjalanannya menghindari anak buah Ja'far.
Tiba -- tiba pengangan tangan Almeera menjadi longgar. Ia terhempas dari atas kudanya. Kepalanya terbentur batu besar ketika tubuhnya berguling -- guling diatas pasir. Almeera pingsan.
***
Saat itu hari mulai malam. Bintang memenuhi langit Kota Tabuk. Dengan beberapa obor sebagai penerang jalan, rombongan Rashad terus berjalan menyusuri jalan utama kota.
"Hei... Mengapa kalian berhenti?" tanya Rashad tiba -- tiba.
"Maaf Tuan, saya melihat ada seseorang tergeletak di pinggir jalan. Makanya kami berhenti." ucap Karam.
"Siapa dia Karam? Seorang pedagang atau prajurit kerajaan?" tanya Rashad penasaran.
Teana segera turun dari atas kudanya. Lalu ia berjalan menemui Karam.
"Dimana orang itu. biar aku melihatnya." ucap Teana.