"Tentu saja Tuan. Hamba akan menemani kemanapun Tuan pergi. Namun sebelum itu izinkan hamba mengganti pakaian hamba terlebih dulu."
"Baiklah. Aku tunggu kau di luar Penginapan Al Anbath."
"Iya Tuan."
***
Hubungan antara Teana dan Almeera sangatlah dekat. Bahkan melebihi saudara. Hal ini bukan karena sebab. Selain usia mereka berdua yang terpaut tidak terlalu jauh, Teana telah menyelamatkan nyawanya dari perampok Tabuk.
Masih tergambar jelas dalam ingatan Almeera. Waktu itu ia berlari menyelamatkan diri dari serangan para komplotan perampok di Kota Tabuk.
"Bunuh saja penduduk yang mencoba melawan dan tidak mematuhi perintahku!" teriak pemimpin perampok itu.
"Baik Tuan, akan hamba lakukan perintah Tuan."
Para penduduk Kota Tabuk berhamburan keluar dari rumah mereka. Suasana siang itu mendadak ricuh. Orang tua dan anak -- anak berlarian kesana kemari menyelamatkan diri dari serangan membabi buta kelompok perampok pimpinan Ja'far.
Mereka tidak peduli dengan harta mereka. Meskipun mereka tahu bahwa anak buah Ja'far mengambil paksa harta yang mereka miliki.
"Hei... Kau, serahkan barang -- barang berharga milikmu."