Sementara itu diluar telah menunggu beberapa orang anak buah Rashad.
Galata dan Teana juga telah siap diatas kereta kudanya.
"Teana... Galata... apakah kalian berdua sudah siap?" teriak Rashad tak jauh dari kereta kuda mereka.
"Iya Ayah." sahut Teana.
Rombongan itu perlahan meninggalkan penginapan Ameer. Rashad memimpin di depan. Karam dan anak buahnya mengikuti di belakang kereta kuda Teana.
Beberapa menit berlalu. Rombongan itu telah memasuki gerbang utama Kota Petra. Gerbang itu terdiri dari tiga pintu masuk dengan bagian atas melengkung. Satu pintu di bagian tengah adalah pintu yang paling besar dan lebih tinggi dari kedua pintu di kiri kanannya yang berukuran sama.
Sebuah pahatan burung elang sedang mengepakkan sayapnya terdapat dibagian atas pintu utama. Nampak gagah.
Kemegahan gerbang kota mengisyaratkan bahwa Kota Petra adalah kota perdagangan terbesar di Semenanjung Arab. Kota yang menjadi pusat perdagangan dan persinggahan beberapa negara di wilayah Arab.
Nampak beberapa penjaga berpenampilan seperti prajurit Romawi berdiri sigap disana. Dibawah pintu gerbang utama tersebut.
Lengkap dengan perisai dan tombak di tangan mereka.
Debu pasir beterbangan di udara. Menambah panas udara pagi itu.