“Dupa yang mana Nyonya? Yang besar atau kecil?”
“Yang kecil. Berapa harganya seikat?”
“Dua koin emas Nyonya.”
“Ini, ambil saja kembaliannya.”
“Terimakasih banyak Nyonya.”
Karena lelah, Daleela memutuskan untuk duduk sebentar disebuah batu besar. Ia mengusap peluh di keningnya dengan kerudungnya.
Sambil duduk terdiam, ia mengamati orang – orang yang sibuk berlalu lalang didepannya. Banyak sekali penjual disana. Penjual peralatan makan dan minum, pakaian, makanan hingga keperluan pemakaman tersedia lengkap.
Tiba – tiba Daleela teringat sesuatu. Ia harus membeli keperluan ritualnya. Ritual yang selalu ia lakukan tiap pagi. Ritual kepada Dewa Dhushara.
Seperti halnya para penduduk di Kota Hegra, ritual ini selalu mereka lakukan tiap pagi. Sebuah ritual memohon keselamatan dan keberkahan kepada Dewa Dhushara.
Daleela beranjak dari tempatnya, melangkahkan kakinya menuruni tanah yang cukup terjal. Matahari mulai meredup. Sinarnya tidak terlalu panas.
Sebelum pulang kerumahnya, Daleela membeli beberapa rempah – rempah. Dan juga sebuah kelapa muda.