Segera ia menyibak tirai jendela kereta untanya, ia melihat keluar dan mencari si wanita tua yang tadi ditolongnya. Namun wanita itu sudah tidak nampak di belakang iring – iringan rombongan Aairah. Hanya padang pasir luas yang terlihat. Wanita tua itu telah menghilang.
“Kemana perginya wanita tua itu?” gumam Aairah.
***
Hari mulai beranjak petang, Haydar sibuk membantu Manaf untuk menyelesaikan pahatan saluran air di sepanjang dinding Al Siq.
“Haydar, Manaf… Berhentilah sebentar. Lebih baik kita makan dahulu. Aku sudah mempersiapkan bekal untuk kita.” ucap Ghalib sambil mengeluarkan bekal dari dalam bungkusan kain yang ia bawa.
“Sebentar Tuan, tinggal sedikit lagi. Tinggal dua sampai tiga meter lagi. Setelah itu semuanya akan selesai.” jawab Manaf.
“Iya Tuan, biarkan kami menyelesaikannya terlebih dahulu. Karena hari sebentar lagi gelap.” jawab Haydar bersemangat.
“Kalian berdua memang pekerja keras. Aku bangga memiliki teman seperti kalian. Rela bekerja untuk kepentingan rakyat.” ucap Ghalib.
“Terimakasih banyak Tuan, Raja Aretas IV pasti senang dengan hasil kerja kita.” ucap Haydar.
“Iya kau benar Haydar, bukan hanya raja saja yang senang, namun seluruh rakyat Petra pasti senang.” jawab Ghalib.
“Semoga demikian Tuan. Semoga saluran air ini bermanfaat untuk orang banyak.” ucap Manaf sambil terus memahat dinding Al Siq yang tinggal sedikit lagi selesai.