“Oh Dewa… Kau mengagetkanku Aairah.” ucap Rashad dengan napas satu – satu.
“Maaf suamiku. Maaf jika mengagetkanmu. Salahmu juga tak menghiraukan sapaanku barusan.” jawab Aairah ketus. Lalu ia melepaskan pelukannya dan duduk disamping Rashad.
“Bagaimana perjalanannmu hari ini? Lancar kan?” tanya suaminya sambil menatap mata istrinya.
“Aku membawakan sesuatu untukmu. Coba kau tebak.”
“Hmm… Apa itu Aairah? Jubah? Turban? Baju bulu Meerkat?” tanya Rashad penasaran.
“Bukan…” jawab Aairah singkat.
“Lalu?”
“Sabar dulu suamiku. Nanti akan aku beritahu. Sebaiknya kita makan dulu. Tentu kau sudah lapar.” jawab Aairah.
“Kau memang istri yang perhatian. Aku makin menyayangimu Aairah.” ucap Rashad sambil memeluk dan mencium kening istrinya yang cantik itu.
“Baiklah, tunggu disini ya. aku segera kembali.” ucap Aairah sambil melepas pelukan suaminya dan berdiri meninggalkan Rashad.
Tak berapa lama, muncullah Aairah sambil membawa sebuah mangkuk besar berisi sup kambing panas. Hamra mengikutinya dari belakang sambil membawa nampan berisi cangkir dan kendi. Ia membawakan minuman kesukaan majikannya. Air lemon dengan sedikit madu.