Mendadak kereta untanya berhenti. Aairah tersentak kaget dari tempat duduknya. Ia membuka tirai jendela keretanya. Mengeluarkan kepalanya untuk melihat apa yang sedang terjadi.
“Hamra, ada apa ini?” tanya Aairah.
“Maaf Nyonya, hamba kurang tahu. Sebentar hamba lihat ke depan.” jawab Hamra singkat.
Sesaat kemudian Hamra turun dari untanya, lalu berjalan menuju pemimpin rombongan di depan. Setelah sampai disana, ia melihat seorang nenek tua berpakaian lusuh sedang bersimpuh di kaki Kishwar.
“Ada apa ini Kishwar.” tanya Hamra.
“Wanita tua ini meminta air. Aku sudah bilang kepadanya bahwa ia harus menyingkir dari jalan ini. Karena ia mengganggu rombongan kita.” jawab Kishwar singkat. Ia nampak sedikit emosi.
“Siapa dia Kishwar?” tanya Hamra penasaran.
“Aku sendiri tidak mengenalnya. Saat itu angin cukup kencang. Sehingga menghalangi pandanganku ke depan. Dan tiba – tiba saja sudah muncul wanita tua ini ditengah jalan.” ujar Kishwar sambil bersungut – sungut sedikit emosi.
Seketika itu juga wanita tua itu merangkak ke kaki Hamra. Pelayan Aairah.
“Nyonya, berilah aku sedikit air yang kau punya. Aku sangat haus Nyonya…” rintih wanita tua itu setelah membuka kerudung penutup kepalanya.
Hamra merasa iba melihat nenek tua itu. Wajahnya nampak keriput, terlihat sangat lelah seperti telah melakukan perjalanan seharian. Rambutnya yang memutih terlihat acak – acakan.