Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Peri Segaran

17 Januari 2017   17:53 Diperbarui: 17 Januari 2017   18:46 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Iya sama – sama Kang, semoga kelak mereka berdua lekas mendapatkan keturunan untukku.”

“Tentu saja, bukannya itu yang kamu harapkan.?” jawab Warjo sambil tersenyum bahagia untuk Kosasih.

Dan pesta pun digelar. Pesta bersatunya dua kerajaan ikan. Pesta bersatunya Centhini dan Lembudana.

“Centhini, kemarilah Nduk…” ucap ibunya.

“Ada apa ibu.?”

“Sini, ibu pakaikan sesuatu.” ucap ibunya sambil meraih sanggul Centhini. Lalu ia menyelipkan sesuatu kedalam sanggul itu.

“Apa ini Bu?” tanya Centhini.

“Itu adalah tusuk sanggul nenek moyang kita. Diwariskan dari generasi ke generasi. Dulu waktu ibu menikah dengan ayahmu, nenekmu memberikan tusuk sanggul itu kepada ibu. Dan menjelang ayahmu meninggal, beliau berpesan agar memberikan tusuk sanggul itu kepadamu setelah engkau menikah nanti. Jaga baik – baik ya Nduk. Tusuk sanggul itu adalah pusaka kerajaan kita. Pusaka Kerajaan Segaran. Sumber kekuatanmu dan kekuatan kerajaan yang kelak akan kau pimpin.” jawab ibunya.

“Terimakasih Bu, aku akan menjaganya baik – baik.” jawab Centhini sambil tersenyum memeluk ibunya.

“Iya Nduk.”

Tahun berganti tahun, kehidupan di Kerajaan Segaran menjadi ramai. Penuh sukacita menunggu kelahiran seorang calon penerus kerajaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun