Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Peri Segaran

17 Januari 2017   17:53 Diperbarui: 17 Januari 2017   18:46 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Javanese dancer painting source : Dokumen pribadi

“Aku pergi dulu Kakang, istirahatlah agar keadaanmu pulih kembali.”

Supardi sendirian di kamarnya. Kamar yang terasa sangat asing baginya. Asing dan sangat dingin.

Pikirannya melayang tak karuan. Beribu pertanyaan memenuhi kepalanya.

“Istriku….?” gumam Supardi dalam hati dengan tatapan mata kosong. Entah apa yang ada didalam otaknya saat ini.

Centhini sebenarnya tidaklah jelek. Sangat menarik untuk seorang pria seperti Supardi. Tutur katanya sopan, ucapannya lembut. Wajahnya manis sekali.

Yang membedakan Centhini dengan wanita yang sering Supardi lihat di “alam” nya adalah caranya berpakaian dan bersolek. Centhini lebih mirip seorang putri keraton. Dengan sehelai kebaya melilit badan dan kemben serta selendang merah panjang menutupi dadanya.

Rambutnya selalu tersanggul indah. Menghiasi kepalanya dengan puluhan manik – manik berkilau keemasan. Dan sebuah mahkota.

Tubuhnyapun penuh dengan perhiasan. Menambah keanggunan dirinya.

Supardi bukannya tidak suka dengan keberadaan Centhini disampingnya, ia tak juga takut kepada istrinya jika suatu saat ia dituduh selingkuh dengan wanita lain yang lebih cantik darinya.

Namun yang membuat Supardi berpikir seribu kali adalah “alam” Centhini. Dia bukanlah wanita biasa. Namun seorang “Peri”. Dalam kepercayaan Jawa, seperti kepercayaan yang dianut nenek moyang Supardi, Peri adalah makhluk ghaib. Makhluk yang jelas sekali berbeda alam dengan alam manusia.

“Aku seharusnya tidak berada disini…” gumam Supardi dalam hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun