Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Peri Segaran

17 Januari 2017   17:53 Diperbarui: 17 Januari 2017   18:46 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Javanese dancer painting source : Dokumen pribadi

“Kau hamil Centhini…” ucap Lembudana bahagia.

“Iya benar Kakang, aku hamil. Akhirnya kita bisa memiliki calon penerus kerajaan.” balas Centhini tak kalah bahagianya.

Namun kebahagiaan itu berganti duka. Tepat delapan bulan setelah berita kehamilan Centhini, Lembudana sakit keras. Kerajaan Segaran geger, Lembudana akhirnya sekarat tanpa sebab yang pasti.

Dukun kerajaan dikerahkan untuk mengobatinya. Hingga akhirnya nyawanya tak tertolong.

Lembudana pergi meninggalkan Centhini sendiri. Pergi untuk menjalani reinkarnasi berikutnya di kehidupan mendatang. Bukan di kehidupannya saat ini. Tidak bersama Centhini tentunya.

“Kakang Lembudanaaa….” isak Centhini meratapi nasibnya disamping jasad suaminya. Mata Centhini merah. Senyumnya tak lagi indah. Pahit dan hambar, seolah tak menerima atas takdir yang terjadi kepadanya.

“Tunggu aku Kakang, aku akan mencarimu…”

***

“Iya Kakang, aku ini Centhini istrimu. Tak ingatkah kau padaku Kakang.? ucap Centhini dengan wajah sumringah disamping Supardi yang terbaring lemah.

“Maaf, aku tak ingat sedikitpun…” balas Supardi datar sambil memalingkan wajahnya dari Centhini.

“Tidak mengapa Kakang, biar waktu yang akan mengembalikan kenanganmu tentangku. Sekarang yang lebih penting adalah kesembuhanmu dulu. Aku akan memulihkan kondisimu seperti semula. Aku ingin kita bisa bersama seperti dulu lagi” ucap Centhini dengan wajah berseri – seri. Kemudian ia pamit agar Supardi bisa beristirahat dikamarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun