Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Peri Segaran

17 Januari 2017   17:53 Diperbarui: 17 Januari 2017   18:46 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Javanese dancer painting source : Dokumen pribadi

“Seharusnya kau mengenali aku. Aku ini istrimu Kakang.?”

“Apaaaa…? Istri katamu…?” gumamnya lirih.

“Benar Kakang. Setelah ratusan tahun aku menunggumu. Ratusan reinkarnasi aku lalui. Akhirnya kau datang lagi dalam kehidupan ini. Bereinkarnasi dalam diri seorang Supardi. Tanda di pelipismu itulah sebagai bukti bahwa dirimu adalah suamiku.” jawab Centhini sambil memeluk Supardi yang terbaring di ranjang.

Seketika itu juga Supardi baru menyadari bahwa dirinya sekarang telah berpindah alam. yakni alam peri. Karena ia sadar betul bahwa istrinya adalah seorang wanita yang gemuk, tidak cantik dan    pastinya cerewet. Dan itu tidak ia temukan dalam diri Centhini. Dalam pikirannya hanya terbayang istrinya Sartini.

Belum genap kebingungannya, Supardi merasa heran bahwa dirinya bisa bernapas dalam air. Dalam ruangan itu ia melihat ikan – ikan berenang melintas didepannya. Sesekali ikan itu menatapnya. Menatap mata Supardi dalam – dalam. Tanpa rasa takut sedikitpun.

“Ikan yang aneh.” gumam Supardi dalam hati.

Supardi menyadari bahwa sesuatu yang tidak beres telah terjadi padanya saat ini.

***

Tiga ratus tahun yang lalu…

Kosasih sangat senang. Hari perkawinan putri semata wayangnya telah tiba. Para tamu datang satu – persatu. Memberi bingkisan dan mengantar ucapan selamat.

“Selamat Kosasih, akhirnya kau akan memiliki penerus tahtamu.” ucap Warjo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun