Sesaat suasana hening, warga mengelilingi gadis itu dengan tatapan nanar, keheranan. Seolah mereka bertanya siapa gadis ini, dan mempertanyakan kewarasannya.
Naila masih saja tidak memperhatikan sekitar.
" Apa yang aku ucapkan !?" Naila menepuk-nepuk bibirnya seolah merasa menjadi diri paling bersalah
"Aku mengucap janji" ia menengok sekeliling,
" Tidak akan menemui Arkan lagi jika ia selamat, kenapa aku mengucapkan ini ..."
***
Hari berganti, seolah kejadian seminggu lalu, adalah kejadian kemarin yang baru saja berlalu. Jendela rumah sakit nampak ikut berbinar menampakkan cahaya mentari.
"Dit apaan si silau," tangan arkan menutup matanya
"Udah siang bro, lagian lo seminggu nggak sadarkan diri, mimpi apa aja lo."
"Udah seminggu ...?!" Â Arkan kaget.
"Ia lah gua yang nemeni lo sampai sekarang, lo sih kecelakaannya terlalu parah untung masih hidup," cetus Dito
"Nai -?"