"Aku tukar nyawamu dengan janji."
Nay menghela napas berusaha tenang.
"Maksud kamu apa Nai?"
"Dan kini kamu hidup, artinya aku harus menepati janji?" Naila menunduk tak kuasa menatap wajah Arkan
"Nai, apa yang kamu maksud?"
"Maaf Arkan lupakan aku?"
Naila berlalu dari hadapan Arkan tanpa sempat memberikan penjelasan.
"Nailaaaa ...!?" Teriak Arkan menahan isak tangis dengan pertanyaan yang masih belum terjawabkan.
Dito yang melihat Naila keluar dengan menahan tangisnya segera menghampiri Arkan dan bertanya apa yang terjadi.
"Kan, lo kenapa?" Arkan terdiam menatap jendela.
"Bro, Naila itu kesini yang lu tanyain dari tadi, kenapa tu muka jadi ngenes gitu"
"Aku tak mau bercanda," cetus Arkan