Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ayah Calvin Wan, "A Man With The Golden Heart"

27 Mei 2020   06:00 Diperbarui: 27 Mei 2020   06:09 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Mandilah, Princess. Ayah antar makanan ini dulu ke rumah para tetangga. Setelah itu, Silvi bisa Lebaran sama Ayah,” perintah Calvin. Segera saja perintah itu diangguki Silvi.

Silvi melangkah riang ke kamar mandi. Bermenit-menit dia habiskan untuk membilas diri. Anak cantik itu baru selesai berpakaian ketika sang ayah kembali.

“Muka Ayah kenapa?” Silvi bertanya interogatif begitu mendapati sebagian wajah dan ujung rambut Calvin basah.

Sesaat pria berjas hitam itu terdiam. Direngkuhnya pundak Silvi lembut. Bingung harus bagaimana menjelaskannya.

“Siapa yang lakuin itu ke Ayah?” desak Silvi.

“Ta-tadi...tadi ibunya temanmu mengusir Ayah. Ia menyiram air bekas mencuci beras ke wajah Ayah.”

Pembuluh darah Silvi berdenyar. Temannya? Ah, siapa lagi kalau bukan Firli? Hanya anak berbadan besar dan berhati kejam itu yang selalu merendahkan ayahnya. Firli serta keluarganya bukan tetangga yang baik.

“Trus Ayah tetap kirim makanan ke mereka?”

“Iya. Makanan yang sudah diniati akan diberikan tidak boleh diminta lagi, Princess.”

Silvi mengibaskan rambutnya marah. Lihat saja pelajaran yang akan diberikannya pada Firli. Mengapa pula ayahnya sebaik itu?

“Ayaaaah, apa kataku? Kita pindah aja dari sini. Kita balik ke rumah yang dulu. Ayah nggak cocok di sini.” Silvi bersungut-sungut. Gemas menarik lengan jas Calvin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun