"Kenapa liatin bunga-bungaku kayak gitu? Bagus ya?" tebak Alea.
"Iya, bagus banget. Bungaku banyak yang mati. Yang masih hidup malah kena kutu putih." ujar Calvin.
"Berikan saja air bekas cucian piring. Kutu putih akan hilang dari bungamu." Alea menyarankan.
Calvin mencatat saran Alea di benaknya. Begitu ada waktu senggang, dia akan mencobanya.
"By the way, Jose ada di rumah?"
"Ada. Dia...aduh!"
Alea terpeleset. Kakinya menginjak rumput yang tergenang air.
"Alea, awas."
Calvin menangkap pinggang wanita itu. Memeluknya, mencegahnya terjatuh. Wajah Alea merona merah. Jantungnya berdebar dua kali lebih cepat.
Lagi, Calvin memeluknya lagi. Pelukan kedua sejak pernikahan. Ah, betapa nyamannya. Pelukan Calvin masih senyaman dulu. Ataukah ini karena hati Alea masih mencinta?
"Sorry...sorry." Calvin melepas pelukannya. Ia takut, takut terjadi salah paham. Tembok bertelinga, pagar bermata.