Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Malaikat, Lily, Cattleya] Hati "Secret Admirer" Itu Patah

4 November 2019   06:00 Diperbarui: 4 November 2019   07:54 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejenak ia berdiri ragu di sisi ranjang. Menimbang-nimbang apakah hendak mencium kening Sivia sebelum pergi? Tidakkah ciumannya akan membangunkan sang istri? Jika Sivia bangun sekarang, rencananya bisa tertunda.

Diputuskannya untuk pergi tanpa mendaratkan ciuman hangat. Biarlah, biar kecupan kening itu tersimpan saja sampai nanti. Semoga Sivia mengerti.

Rumah besar berlantai dua itu serasa sunyi. Terlalu sunyi untuk dihuni berdua saja. Begitu sepinya sampai-sampai derap langkah kaki menuruni tangga pun terdengar dengan volume maksimal. Tiap suara dipantulkan lantai parket dua kali lebih keras.

Menapaki anak tangga terbawah, Calvin teringat sesuatu. Ia menuju pantry. Membuka kitchen set, memilih-milih bubuk teh. Pilihannya jatuh pada bubuk teh Darjeeling. Ditutupnya pintu kitchen set tanpa suara.

**   

"Assalamualaikum, Alea."

"Waalaikumsalam, Calvin." Alea menjawab salamnya dengan gugup.

Slang penyiram bunganya luput. Bukannya mengenai bunga, air malah menyemprot rerumputan di dekat kakinya. Calvin tersenyum simpul memperhatikan kegugupan Alea.

"Hei, wat happen? Masa Nyonya Jose Gabriel Diaz kurang menguasai diri begitu?"

"Tanganku tremor, Calvin."

Sejurus kemudian, Alea kembali menyiram anggrek Cattleyanya. Calvin menaburkan pandang ke kebun anggrek itu. Semua anggrek yang ditanam Alea tumbuh subur. Ingatannya melayang pada bunga-bunga lily dan mawarnya. Banyak mawar dan lily yang dirawatnya telah mati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun