Tepat pada saat itu, lengan baju Revan tersingkap. Memperlihatkan tangan putihnya. Namun, tangan itu tak lagi putih sempurna. Luka-luka kecil memenuhi kedua tangan Revan. Sebagian luka sudah mengering. Sebagian lagi sejenis luka kotor. Dua luka baru masih mengeluarkan darah.
"Revan anakku, kenapa tanganmu luka-luka begini?" tanya Abi Assegaf khawatir.
Pertanyaannya terjawab seketika. Jarum, pisau kecil, dan cutter menyembul dari saku jas Revan.
"Self abuse." desah Abi Assegaf. Lama mengenal anak Johanis Tendean ini, ia baru tahu kelemahannya. Revan yang tampan dan terlihat istimewa, ternyata sering melukai dirinya sendiri. Itu pulalah alasannya selalu memakai jas dan pakaian berlengan panjang: semata menutupi luka-lukanya.
Abi Assegaf bangkit. Menuntun Revan ke sofa. Lembut mengobati luka-luka Revan. Tubuh yang indah tak pantas dilukai.
** Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H