"Setelah ini, aku tak bisa kemana-mana. Kakakku sakit dan ibuku sudah terlalu tua."
Sambil menyetir, Revan mendengarkan. Jauh di dalam hati, sesuatu runtuh perlahan.
"Sekarang, kakakku harus makan dengan bantuan selang. Aku punya tanggung jawab, Revan."
Mobil melaju menembus padatnya kendaraan. Kaca mobil berembun. Titik-titik gerimis jatuh dari langit.
"Aku tidak mungkin meninggalkannya. Mengertilah."
Cengkeraman Revan pada kemudi mobil bertambah erat. Kemacetan panjang menghalangi. Sukses mengulur waktunya bersama Yorina.
"Aku tak berani menaruh harapan padamu, Yorina." lirih Revan.
"Kau tidak pernah mementingkanku, tidak pernah mementingkan cinta kita."
Yorina menghela nafas. "Tapi kakakku sakit, Revan. Dan ibuku..."
"Apa pun alasannya, kau tidak pernah memprioritaskan. Aku tak ada di hatimu."
Sepasang mata sipit Yorina digenangi kristal bening. Dia tergugu.