Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Langit Seputih Mutiara] Revan-Yorina

24 Januari 2019   06:00 Diperbarui: 24 Januari 2019   06:40 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih tersimpan di hati (Marcell-Semusim).

**   

Koridor itu dipenuhi celotehan sejumlah mahasiswa. Ditingkahi bunyi kertas dibolak-balik, derap langkah sepatu, dan bunyi pintu dibuka-tutup. Kalau boleh sedikit mendramatisir, ada pula bunyi detak hati yang berdebar menunggu.

Siapa yang tak berdebar menunggu ujian proposal skripsi? Langkah menuju akhir jenjang studi. Ada gelora kecemasan tersendiri.

"Oh my God...I am nervous!" seru seorang mahasiswi cantik berbaju ketat.

Teman-temannya menyahuti. Menyuarakan hal yang sama. Hanya Revan yang tetap diam. Fokus memperbanyak doa. Tak begitu peduli pada kondisi sekitarnya.

Tiap kali ada mahasiswa yang keluar dari balik pintu coklat berplakat nama dosen penguji itu, ia langsung diserbu rentetan pertanyaan. Seakan tak ada jeda untuk mengambil nafas. Sekali lagi, Revan tak ikut terlarut dalam suasana ketegangan. Lebih baik ia menepi dan berdoa.

Menunggu itu berat. Tapi takkan terasa berat lagi bila dilalui dengan doa. Saat hatinya berangsur tenang, barulah pria blasteran itu bergabung dengan teman-temannya.

"Guys, aku disuruh ganti kajian." lapor seorang mahasiswa berambut gondrong dan berkulit coklat.

"Oh ya? Kenapa?" balas Revan penuh simpati.

"Katanya, kajian itu nggak cocok sama objek penelitianku. Hmmmm...harus belajar lagi. Kajiannya susah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun