Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Spesial] Mata Pengganti, Pembuka Hati, Pria Pencuri Air Mata

1 Februari 2018   05:27 Diperbarui: 1 Februari 2018   06:07 828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jamaah mengangguk paham. Banyak yang terpesona oleh ketampanan sang imam muda. Siapakah imam baru ini? Pikir mereka kagum. Seorang imam tampan keturunan Tionghoa bersuara empuk. Sekali lihat saja, mereka langsung terpesona.

"Sampai di sini, ada yang ingin ditanyakan?"

Beberapa jamaah wanita mengangkat tangan. Nampaknya mereka sengaja cari perhatian. Pertanyaan mereka sungguh tak penting. Namun Calvin menjawabnya dengan sabar.

Shalat gerhana dimulai. Calvin membaca niat dengan suara bassnya yang merdu.

"Ushali sunnatal khusuf ra'ataini imamman lillahita'ala."

Tangannya terangkat dalam gerakan takbiratul ihram. Calvin membacakan Al-Fatihah. Dalam hati, pria tampan itu harap-harap cemas. Takut bila di tengah proses mengimami shalat ginjalnya sakit. Setelah itu dilanjut ruku, dan Al-Baqarah. Ke-286 ayat Al-Baqarah dibacakan Calvin dengan sempurna. Tajwidnya indah tanpa cela. Jamaah terhanyut. Terharu mendengar alunan suara Calvin.

Zaman now, ibadah pun harus eksis. Kalau perlu, viral. Calvin mengimami shalat di masjid eksekutif dengan seratus lima puluh jamaah menjadi viral. Salah satu jamaah mengunggahnya ke media sosial, langsung saja menjadi viral dan dibanjiri ratusan komentar netizen.

Calvin bersujud. Seluruh pikirannya terfokus pada Allah. Berdoa, bermunajah, berharap ada jalan keluar atas kepedihan ini. Hatinya pedih luar biasa. Sakitnya mendengar vonis dokter tentang kegagalan terapinya. Hemodialisa, dan terapi hormon serta konseling itu. Semuanya gagal.

Rakaat kedua, Calvin membaca surah An-Nisa dan Al-Maidah. Surah An-Nisa 176 ayat, Al-Maidah 120 ayat. 296 ayat itu dibaca Calvin dengan sempurna. Kembali para jamaah terharu. Andai saja mereka tahu. Calvin mengimami shalat dalam keadaan hati gundah.

Shalat gerhana memakan waktu lama. Tak satu pun jamaah mengeluh. Semuanya telah terbius pesona seorang Calvin Wan. Setelah shalat gerhana, Calvin membimbing mereka mengucap istighfar sebanyak tujuh kali. Dilanjutkan dengan doa dan khutbah.

Sungguh, ini baru pengalaman pertama. Namun pengalaman pertama sudah bagus sekali. Suara Calvin bagus. Tak hanya saat bernyanyi atau bercerita, melainkan saat berbicara dan membaca Al-Qur'an.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun