Nico tersenyum cerah. Ditariknya tangan Calvin ke ruangan takmir. Calvin duduk sebentar untuk mempelajari materi khutbah yang akan disampaikannya. Mengingat-ingat lagi tata cara shalat gerhana. Sementara di ruang utama masjid, takbir terus terdengar. Nico menemaninya.
"Sudah siap?" tanya Nico hati-hati.
"Ok siap. Bismillahirrahmannirahim."
Melangkah ke ruang utama masjid, Calvin langsung disambut tatapan-tatapan kagum dan penasaran dari para jamaah. Calvin nervous. Banyak juga jamaah yang hadir. Pastilah jumlahnya melebihi jamaah shalat pada biasanya. Barangkali jumlahnya mencapai seratus lima puluh jamaah.
"Nico, kamu yakin?" Suara Calvin bergetar.
"Yakin kok. Kamu pantas jadi imam. Suara kamu bagus. Kamu juga tampan dan kharismatik, Calvin."
Ah, Nico tak tahu. Betapa gundahnya hati Calvin saat ini.
Bisik-bisik mulai terdengar. Ruangan utama masjid yang nyaman dan berAC seakan dipenuhi dengung ratusan lebah. Tak salah lagi, para jamaah membicarakan imam muda yang akan memimpin mereka shalat gerhana.
"Ya Allah, kuatkan hatiku." bisik Calvin tanpa sadar.
Ia pun mulai bicara. Mengucap salam. Sontak jamaah terdiam, khusyuk mendengarkan arahan darinya tentang tata cara shalat gerhana.
"Shalat gerhana tergolong sunnah muakkad, artinya sunnah yang dianjurkan. Kita akan melakukan shalat gerhana sebanyak dua rakaat, dengan dua kali ruku di tiap rakaatnya. Dua kali surah Al-Fatihah, lalu surah Al Baqarah dan Ali Imran."