Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kau Pergi Membawa Hatiku

10 September 2017   06:11 Diperbarui: 12 September 2017   12:32 1652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Harus berapa kali ia mengatakan terima kasih pada Calvin? Sepertinya takkan cukup untuk membalas semua perhatiannya.

"My lovely brother, temani aku ya? Aku ingin menikmati hari ini." Calisa berkata manja. Rencananya hari ini hanyalah menikmati hidup.

"Okey, my lovely sister."

**     

Berbagai tempat telah mereka kunjungi. Mulai dari hunting foto sampai mencari inspirasi untuk tulisan. Calvin dan Calisa begitu dekat serta mesra. Dunia serasa milik berdua. Kesepian tak lagi diresahkan, justru dinikmati.

Siapa pun boleh iri. Hari ini begitu indah bagi keduanya. Calisa menikmati detik demi detik bersama Calvin. Harapannya, waktu dapat dihentikan agar kebersamaannya dengan Calvin tak berakhir.

Calvin sendiri merasakan hatinya dialiri kebahagiaan. Berada di dekat Calisa membuatnya nyaman. Calvin tipe pemilih. Ia hanya mau bersahabat dan berhubungan dekat dengan orang-orang yang terbukti tulus. Jumlah sahabatnya dapat dihitung dengan jari. Banyak orang menjulukinya Lone Wulf. Di atas semua itu, Calvin suka menikmati kesepiannya. Baginya, sepi adalah pilihan.

Menjelang malam, mereka melanjutkan perjalanan ke sebuah cafe. Menikmati donat dan cappucino. Rasa green tea menjadi varian favorit Calisa. Sebaliknya, Calvin lebih menyukai varian strawberry.

"Cobain yang green tea. Sini, aku suapin ya?" tawar Calisa.

"Nggak mau. Lebih enak strawberry." tolak Calvin.

"Ah Calvin...cobalah. Yang ultah siapa?" Calisa tersenyum nakal, sengaja menjelaskan aturan mainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun