"My lovely sister, ceritakan apa saja padaku. Apa yang ingin kamu lakukan..."
Aneh sekali. Calvin memang selalu ada untuk Calisa. Ia pernah meminta Calisa untuk tidak memendam masalahnya. Baru kali ini ia meminta secara langsung pada Calisa untuk menceritakan sesuatu. Biasanya, Calisa akan bercerita sendiri.
Tanpa ragu, Calisa menceritakan apa yang ingin dilakukannya. Menggenggam erat tangan Calvin, ia mulai bercerita.
"Jika kakakku ini sembuh, aku ingin mengajakmu ke Rumah Cinta. Rumah singgah khusus anak pengidap kanker milik seorang wirausahawan. Anaknya meninggal terkena kanker. Tak mau hal yang sama menimpa orang lain, ia membuat Rumah Cinta. Kamu mau ke sana bersamaku, kan? Kita menebar cinta di Rumah Cinta."
Mata Calvin setengah terpejam. "Apa yang bisa kita lakukan di Rumah Cinta?"
"Memberikan makanan pada anak-anak di sana, mengajak mereka bermain, dan memberikan sedikit bantuan."
Sesaat hening. Entah mengapa, firasat buruk menyeruak di hati Calisa. Apa lagi yang akan terjadi? Genggaman tangan Calvin terasa semakin lemah.
"Banyak sekali yang ingin kulakukan bersamamu, Calvin." Suara Calisa bercampur isak tangis. Dikuatkannya hati, lalu dilanjutkannya ceritanya.
"Jika kamu sembuh nanti, aku ingin mengajakmu ke tempat-tempat favoritku. Ke sekolah almamaterku, ke Bukit Bintang, ke Banda Aceh, lalu ke Mekkah. Kita bisa menonton film lagi seperti dulu. Sudah lama kita tidak menonton film kesukaan kita ya? Kamu ingat, kan?"
"Eat Pray Love." sela Calvin. Menyebut judul film kesukaan mereka berdua.
"Iya, Calvin. Aku ingin menonton Eat Pray Love lagi bersamamu. Lalu...setelah kamu sembuh, kita bisa wisata kuliner lagi. Makan es krim vanilla kesukaan kita. Minum green tea dan mencicipi semua makanan yang kita suka. Kecuali seafood. Aku akan memperlihatkan koleksi bonekaku yang terbaru, dan kamu akan menamainya lagi seperti waktu itu. Kita akan menulis bersama, membaca buku yang sama, mendengarkan musik yang sama. Setiap hari Jumat kita akan berbagi makanan gratis untuk orang-orang yang membutuhkan. Kita juga bisa merayakan ulang tahun lagi tahun berikutnya, lalu kita...kita menikah."