Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kau Pergi Membawa Hatiku

10 September 2017   06:11 Diperbarui: 12 September 2017   12:32 1652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Genggaman tangan Calvin terlepas. Sebaliknya, sebuah beban berat mendarat di pundak Calisa. Refleks Calisa mengalihkan tatapan. Kepala Calvin tersandar di pundaknya. Ganjil, seraut wajah tampan itu jauh lebih pucat dari sebelumnya. Seakan tak ada lagi aliran darah di sana.

Semenit. Tiga menit. Lima menit, tangan Calvin serasa sangat dingin. Kekhawatiran Ccalisa bertambah kuat. Menit-menit berlalu, berat dan menyakitkan.

Mata Calvin tak lagi terbuka. Melainkan telah tertutup. Untuk selamanya.

Calisa menangis. Calvin telah meninggal dalam pelukannya. Seperti Rene Angelil yang meninggal di pelukan Celine Dion.

Ketakutan terbesar Calisa adalah kehilangan orang yang dicintai. Ia telah kehilangan lagi. Selama ini ia dan Calvin berusaha menyelamatkan situasi dari konflik agar mereka tak saling kehilangan. Pada akhirnya Calisa tetap kehilangan Calvin. Maut memisahkan mereka.

Calvin pergi membawa hati Calisa. Dialah satu-satunya pemilik hati Calisa.

Sekali lagi, Calisa memeluk Calvin. Mungkin ini pelukan terakhir. Ia harus ikhlas. Seraya mencium kening Calvin, Calisa berbisik.

"Terima kasih untuk hari ini. Good night, my lovely brother."

**     

Paris van Java, 10 September 2017

Untuk kakak yang selalu ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun