Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dari Seorang Penyanyi Cafe yang Mencintaimu

4 September 2017   04:42 Diperbarui: 4 September 2017   18:17 1814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi, siapa sebenarnya Calvin Wan? Ia seperti cenayang. Mungkinkah ia sebenarnya paranormal yang memiliki mata batin yang tajam? Buktinya, ia selalu tahu apa yang dilakukan dan dirasakan Sofia.

Walau membenarkan nasihatnya, tetap saja Sofia kesal dengan si penyanyi cafe. Sama seperti surat sebelumnya, surat yang diterimanya hari ini berakhir menjadi robekan-robekan kecil di tempat sampah.

**       

Malam ini hujan deras mengguyur kota. Kesuraman melingkupi metropolitan, sesuram hati Sofia. Ia baru saja bertengkar dengan ayahnya. Sang ayah kecewa karena Sofia terlalu sibuk dengan pekerjaan. Sampai-sampai lupa menjenguknya di rumah sakit. Ayahnya mengingatkan kalau dirinya satu-satunya anggota keluarga Sofia yang masih hidup. Semula Sofia bisa bersabar menghadapi kemarahan ayahnya. Namun kesabaran pun berbatas. Emosinya naik, dan pecahlah pertengkaran di rumah sakit.

Hati Sofia terpagut penyesalan. Tak seharusnya ia membalas kemarahan ayahnya dengan amarah pula. Bagaimana caranya meminta maaf?

Di tengah kegalauannya, lagi-lagi Sofia menemukan surat Calvin.

Dear Nona Sofia,

Berat saat kita berkonflik dengan orang tua kita sendiri. Mempertahankan ego dan pendapat, atau menuruti orang tua yang tak sejalan dengan kita. Semua itu kembali ke diri kita masing-masing. Aku paham bagaimana perasaan Nona. Aku percaya, Nona sangat mencintai Pak Baskoro. Begitu pula Pak Baskoro. Sangat mencintai Nona Sofia.

Meminta maaf dengan lemah lembut dan tulus dapat dicoba. Permintaan maaf dapat mencairkan hati yang beku. Belajarlah memaafkan, Nona. Sebab memaafkan akan terasa indah. Memaafkan berbeda dengan melupakan, Nona. Memaafkan berarti mengikhlaskan apa yang telah terjadi. Kita tetap mengingatnya, namun dengan pemahaman yang berbeda. Sedangkan melupakan hanyalah berusaha untuk tidak mengingat kejadian itu lagi meski dengan hati yang belum ikhlas.

Semoga Nona Sofia dan Pak Baskoro bisa saling memaafkan.

Meski ini bukan hari yang menyenangkan untuk Nona, tapi aku ingin tetap mengatakan...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun