Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta Itu Telah Retak

5 Agustus 2017   06:01 Diperbarui: 6 Agustus 2017   22:01 1162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sampai akhirnya, Nyonya Lola menyadari sesuatu. Calvin datang untuknya. Putra kesayangannya, buah hatinya, satu-satunya harta yang paling berharga untuknya, datang di momen bahagia. Meski kebahagiaan di satu pihak. Sebab Calvin sama sekali tak berbahagia dengan pernikahan Mamanya.

Mata Nyonya Lola berkaca-kaca. Senang dan terharu mendapati kehadiran Calvin. Bahkan mendengarkan suara bassnya yang bagus itu menyanyikan lagu-lagu indah nan romantis.

Sungguh, Nyonya Lola terharu. Embun bening yang menepi di mata sipitnya dan ekspresi haru yang terlukis di wajah teduhnya mengguncangkan hati Calvin. Perasaannya tak menentu. Mungkin ia harus merelakan Mamanya dimiliki orang lain. Berdamai dan menerima, itulah yang akan dilakukan Calvin.

Ikhlas, ikhlas, dan ikhlas. Cinta itu memang telah retak. Cinta yang sejati akan membiarkan orang yang dicintai bahagia walau bukan dengan kita.

Sedih jauh lebih dominan. Di tengah-tengah pesta, tetiba saja Calvin membawakan lagu favoritnya. Lagu yang mengantarkan pada perpisahan dan kehilangan mendalam.

Ingatkah dulu semua kenangan kita 
Waktu kita bersama, waktu kau cemburu 
Kini kau menghilang 
Seakan semua tak pernah ada

Sesaat saja tak kauizinkan tuk buktikan 
Semua pasti berubah 
Andai saja ada kesempatan kau berikan 
Kita masih bersama

Bagaimana harus kulupakan semua 
Saat hati memanggil namamu 
Atau harus kurelakan kenyataan

Kita memang tak sejalan 
Namun kau adalah pemilik hatiku 
Sesaat saja tak kauizinkan tuk buktikan

Semua pasti berubah 
Andai saja ada kesempatan kau berikan 
Kita masih bersama 
Bagaimana harus kulupakan semua

Saat hati memanggil namamu 
Atau harus kurelakan kenyataan 
Kita memang tak sejalan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun