Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta Itu Telah Retak

5 Agustus 2017   06:01 Diperbarui: 6 Agustus 2017   22:01 1162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tetap saja Calvin enggan membuka diri. Sudah jadi sifatnya terus-menerus menutup diri dan menyembunyikan perasaan. Nyonya Lola memegang halus tangan putra bungsunya. Menatap lurus kedua matanya.

"Calvin, jangan buat Mama sedih. Siapa yang tak sedih melihat sikap anaknya berubah total tepat seminggu sebelum pernikahan?"

Tiga kata terakhir meluapkan emosi Calvin. Ia melepaskan tangan Nyonya Lola. Berkata dengan nada tajam. "Jangan sebut-sebut pernikahan itu. Sampai kapan pun, aku tak rela Mama menikah dengan laki-laki itu."

Sedetik kemudian, Nyonya Lola paham. Inilah letak permasalahannya.

"Kamu tidak suka Mama menikah dengan Dokter Yunus?"

"Tidak. Dokter Yunus bukan pasangan hidup yang baik untuk Mama. Lagi pula, kenapa Mama semudah itu menggantikan Papa?" ungkap Calvin sedih.

Perlahan tapi pasti, kesedihan mengaliri hatinya. Membekukan jiwanya. Memahat luka. Calvin terluka, sempurna terluka oleh keputusan Mamanya.

"Papa takkan terganti..." lirih Calvin.

"Keputusan Mama membuatku kecewa. Mudah sekali Mama memberikan cinta untuk pria lain. Seharusnya cinta itu hanya milik Papa. Sayang sekali, cinta itu telah retak dan terbagi."

Sejurus kemudian Calvin berbalik. Berjalan cepat ke basement. Sia-sia Nyonya Lola mencegahnya pergi.

Nyonya Lola Purnama, wanita kuat itu, berdilema. Manakah yang harus dipilihnya? Tetap menikah dengan Dokter Yunus atau fokus dengan satu-satunya anak yang masih dimilikinya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun