Namun kau adalah pemilik hatikuÂ
Bagaimana harus kulupakan semuaÂ
Saat hati memanggil namamu
Atau harus kurelakan kenyataanÂ
Kita memang tak sejalanÂ
Namun kau adalah pemilik hatiku (Calvin Jeremy-Pemilik Hatiku).Â
Berat, sangat berat. Namun itulah kenyataannya. Mulai sekarang, Calvin harus ikhlas. Ikhlas Mamanya dimiliki pria lain. Ikhlas hidup dalam kesendirian dan kesakitan tanpa cinta.
Semua ini terlalu berat untuk dijalani. Sekuat apa pun, Calvin tetaplah punya kelemahan. Kekuatan ada batasnya.
Tanpa bisa dicegah, air bening meluncur bebas dari pelupuk mata Calvin. Dua bulirnya jatuh tepat ke atas tuts piano. Sisanya membekas di pipi dan ujung hidungnya. Mungkin air mata bisa menjadi obat penawar racun kesedihan. Bahkan Calvin yang kuat itu bisa larut dalam kesedihan. Perasaannya tertumpah dalam lagu yang ia bawakan.
** Â Â
Malam itu, Calvin mencurahkan perasaannya lewat tulisan. Layar laptop menampilkan sederet kata yang telah ditulisnya. Beberapa kali ia menghapus kata yang kurang tepat. Isi hatinya tercurah dalam dokumen itu.
Apakah cinta yang telah retak dapat diperbaiki? Mungkinkah cinta yang selama ini bertahan kuat hanya diberikan untuk satu orang telah terbagi?
Bagi saya, cinta itu telah retak. Pernikahan kedua itu menjadi buktinya. Luka di hati saya semakin dalam. Namun, ada satu pelajaran berharga yang dapat diambil dari momen ini: cinta sejati adalah membiarkan orang yang kita cintai berbahagia, walau tak bersama kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H