Di backstage, ketegangan justru terjadi. Calvin merebut setelan jas yang seharusnya dipakai oleh temannya. Entah dorongan apa yang membuatnya nekat melakukan itu.
"Kali ini, biarkan aku jadi wedding singer. Okey?" pinta Calvin.
Adica, yang pekerjaannya dirampas begitu saja, menatap Calvin penuh tanda tanya.
"No way...ini pekerjaanku, Calvin. Apa kata management nanti?" tolak Adica.
"Itu urusanku. Toh aku sering jadi pianis dan kerja freelance di management kalian. Come on, Adica. Kamu tidak akan rugi apa-apa. Justru aku akan membayar dengan harga tinggi untuk pekerjaan ini."
Bujukan Calvin berhasil. Adica mengalah. Pria itu berbaik hati memberi kesempatan pada teman baiknya untuk menjadi wedding singer.
"Kenapa kamu malah jadi wedding singer? Seharusnya kamu ada di samping ibumu..." selidik Adica.
"Aku tak siap mendampinginya di sana. Di sisi lain, aku ingin menyaksikan Mama berbahagia. So, ini satu-satunya cara yang bisa kulakukan." Calvin menjelaskan.
Setelahnya ia memulai tugasnya. Wedding singer tergolong pekerjaan baru. Biasanya, Calvin menjadi pianis untuk mengisi waktu senggangnya.
Ratusan tamu undangan dibuat terpesona. Langsung saja kehadiran wedding singer yang tampan dan masih muda merebut atensi mereka. Pesona Dokter Yunus terlupakan begitu saja.
Awalnya, semua baik-baik saja. A Thousand Years dan All of Me masih menjadi lagu favorit di pesta pernikahan. Begitu pula Cinta Sejati, Marry Your Daughter, dan Kunci Hati.