Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta Itu Telah Retak

5 Agustus 2017   06:01 Diperbarui: 6 Agustus 2017   22:01 1162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak saat itu, sikap Calvin berubah drastis. Ia sangat jarang di rumah. Sebagian besar waktunya ia habiskan untuk bekerja. Bahkan di akhir pekan sekalipun. Rumah hanya dianggapnya sebagai tempat beristirahat untuk sesaat. Pagi-pagi sekali ia berangkat ke kantor. Lewat tengah malam baru kembali ke rumah.

Sekejap saja Calvin berubah menjadi workaholic. Jadwal kemoterapi terlewatkan demi urusan pekerjaan. Obat-obatan dari dokter tak pernah disentuh.

Pelampiasan, itulah tujuan Calvin yang sebenarnya. Hatinya hancur dengan rencana pernikahan Nyonya Lola. Calvin tak bisa terima hadirnya orang baru dalam keluarga. Orang ketiga yang tak dikenal baik.

Jangan kira Nyonya Lola menutup mata. Ia melihat perubahan sikap anaknya. Wanita anggun dan cantik itu mencoba mencari cara untuk mengetahui alasannya. Ia paham betul sifat Calvin. Tanpa alasan kuat, riskan Calvin berubah seperti itu.

Sulit bagi Nyonya Lola untuk berkomunikasi dengan Calvin. Ponselnya tak pernah aktif. Chat via Whatsapp tak pernah dibuka. E-mail dibiarkan begitu saja tanpa dibalas. Sering kali Nyonya Lola menunggu Calvin pulang dari kantor hingga larut malam. Namun Calvin selalu saja menghindari Mamanya. Enggan berbicara dari hati ke hati. Benar-benar berbeda dari figur Calvin Wan yang dikenalnya.

Makin dekat hari pernikahan, makin ganjil sikap Calvin. Ia membatasi dirinya untuk berbicara dengan Nyonya Lola. Ia pun menutup diri dari teman-temannya. Misterius, apa yang sebenarnya terjadi?

Akhir pekan berikutnya, Nyonya Lola nekat datang ke kantor. Kali ini Calvin tak bisa menghindar lagi. Satu-satunya penyelesaian hanyalah bicara dari hati ke hati.

"Kenapa kamu berubah, Sayang? Apa yang terjadi?" tanya Nyonya Lola cemas.

"Menurut Mama begitu?" Calvin balik bertanya.

Lobi kantor itu sunyi. Memudahkan privasi mereka.

"Iya. Mama sadar kalau kamu berubah. Teman-temanmu pun tahu itu. Ada apa, Calvin?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun