Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kuatkan Hatimu

7 Juni 2017   06:07 Diperbarui: 7 Juni 2017   06:50 1078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Kamu hebat, Renna. Bisa bertahan dengan Albert sampai sejauh ini. Kamu perhatikan dia ya? Jangan sampai dia bernasib sama seperti Fikri.” Akila berucap perlahan.

“Setahuku, Albert tidak punya musuh bisnis. Dia selalu rendah hati. Menurut pengakuannya sendiri, dia hanyalah pengusaha kecil. Wiraswasta biasa, bukan pengusaha sukses seperti Fikri.” balas Renna.

Akila menggelengkan kepala. Menggigit bibirnya.

“Jangan seyakin itu, Renna. Musuh dalam selimut bisa saja. Musuh yang pura-pura jadi sahabat. Apa lagi Albert sangat baik. Dia mudah dimanfaatkan dan dijebak orang lain.”

Ternyata Akila belum bisa lepas dari sifat paranoid. Meski begitu, ucapannya ada benarnya juga. Renna berjanji akan lebih memperhatikan Albert dan rekan-rekan bisnisnya.

Tiga puluh menit yang nikmat telah selesai. Renna melepaskan handuk dari tubuhnya. Akila bangkit, hendak keluar.

“Tunggu sebentar di sini.” katanya, lalu bergegas keluar kamar spa.

Sepuluh menit kemudian, Akila kembali. Di tangannya tergenggam sebuah kotak terbungkus kertas coklat.

“Kemarin aku baru pulang Umrah. Aku bawakan sesuatu untuk Albert. Niatnya mau kukirim ke rumahmu dengan paket, tapi ternyata kamu ke sini. Jadi...”

“Oleh-oleh dari Tanah Suci untuk Albert? Apa itu?” sela Renna penasaran. Akila pergi Umrah sudah biasa, membawakan buah tangan dari negeri kelahiran Nabi Muhammad pun sudah biasa. Tapi tak biasanya Akila mengkhususkan barang yang dibawanya untuk Albert. Wajar saja Renna ingin tahu.

“Ini Ruhtob, kurma muda. Suruhlah Albert memakannya. Khasiatnya bagus sekali, untuk mengobati kemandulan.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun