“Kamu mau tanya apa?” Albert menunggu, menatap wajah istrinya penuh perhatian.
“Apa kamu punya musuh atau saingan bisnis?”
Pertanyaan itu meluncur cepat dari bibir Renna. Waswas menyekap perasaannya. Semoga saja apa yang ia takutkan tidak benar.
“Tidak, Renna.” Albert menjawab dengan tenang.
“Kamu yakin?”
“Ya. Aku mencoba membangun hubungan yang baik dengan semua rekan bisnis. Aku sadar, tidak semua orang menyukaiku. Yang penting aku sudah berusaha membina hubungan bisnis yang baik. Terserah apa pun persepsi mereka.”
Albert terus menatapinya. Kali ini tatapannya terarah tepat ke dalam mata biru kobalt milik Renna. Desiran di hati Renna semakin kencang. Mengapa tatapan Albert selalu teduh dan menenangkan? Hidup bersama Albert tak pernah membuat Renna jenuh. Pria berdarah campuran Jawa-Jerman-Skotlandia itu selalu membuatnya jatuh cinta.
“Tadi aku bertemu Akila...”
“Dan kamu takut aku bernasib sama seperti Fikri?” Albert menyelesaikan kalimat Renna, tahu betul isi hati wanita kelahiran 23 Januari itu.
“Albert...” desah Renna gemas.
“Kamu memang berbakat jadi paranormal. Selalu memahami isi hati orang lain.”