Akhirnya kini aku mengerti
Apa yang ada di pikiranmu selama ini
Kau hanya ingin permainkan perasaanku
Tak ada hati
Tak ada cinta (D`Masiv-Apa Salahku).
**
Lagi-lagi terdengar bunyi piring pecah. Disusul teriakan bernada tinggi penuh amarah. Tubuh David gemetar hebat. Batinnya dipenuhi tanda tanya. Seperti inikah hidup yang diharapkannya? Inikah sosok ayah kandungnya yang sebenarnya? Apakah ayah yang baik tega membuat anak dan istrinya menangis serta ketakutan?
“Jangan protes lagi! Aku punya maksud tersendiri untuk menjual buku-bukunya David!” hardik Emilianus. Melempar pandang penuh ancaman ke arah Tesa.
Tesa tersenyum sinis. “Maksud tersendiri? Pasti kamu hanya ingin memuaskan kecanduanmu pada benda-benda tidak berguna itu? Kaubilang maksud tersendiri? Pikiranmu sangat dangkal, Emilianus!”
“Kamu tidak mengerti, Tesa! Aku merasa kuat setelah mengonsumsinya.”
“Okey, sekarang aku tanya lagi. Kemana semua baju pemberian Albert? Apa kamu menjualnya juga?”