Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Lupakah Kamu?

15 Mei 2017   06:47 Diperbarui: 15 Mei 2017   07:51 1277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya kini aku mengerti

Apa yang ada di pikiranmu selama ini

Kau hanya ingin permainkan perasaanku

Tak ada hati

Tak ada cinta (D`Masiv-Apa Salahku).

**    

Lagi-lagi terdengar bunyi piring pecah. Disusul teriakan bernada tinggi penuh amarah. Tubuh David gemetar hebat. Batinnya dipenuhi tanda tanya. Seperti inikah hidup yang diharapkannya? Inikah sosok ayah kandungnya yang sebenarnya? Apakah ayah yang baik tega membuat anak dan istrinya menangis serta ketakutan?

“Jangan protes lagi! Aku punya maksud tersendiri untuk menjual buku-bukunya David!” hardik Emilianus. Melempar pandang penuh ancaman ke arah Tesa.

Tesa tersenyum sinis. “Maksud tersendiri? Pasti kamu hanya ingin memuaskan kecanduanmu pada benda-benda tidak berguna itu? Kaubilang maksud tersendiri? Pikiranmu sangat dangkal, Emilianus!”

“Kamu tidak mengerti, Tesa! Aku merasa kuat setelah mengonsumsinya.”

“Okey, sekarang aku tanya lagi. Kemana semua baju pemberian Albert? Apa kamu menjualnya juga?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun