“Itu bukan steak, Sayang. Namanya melted salami chicken.” Renna lembut menjelaskan.
“Oh...David kirain itu steak.”
Meski David menolak, Albert tetap membelikannya Jolly Time Pop Corn dengan varian rasa karamel. Tak hanya itu. Ia pun membelikan Oreo Cream Mille Crepes. David senang sekali menerimanya. Tepat pada saat itu, Emilianus datang. Wajah datarnya seketika berubah tegang melihat David bersama Albert dan Renna.
“Apa yang kalian lakukan pada anakku?” tanyanya dingin.
“Hanya menggantikan peranmu untuk sementara. Menyenangkan hatinya dan memanjakannya.” Di luar dugaan, jawaban Albert tak kalah dinginnya.
Emilianus terdiam. Tak disangka, Albert yang dikenalnya berpembawaan hangat dan ramah bisa bersikap sedingin itu.
Albert bangkit dari kursinya. Berdiri berhadapan dengan Emilianus. Terlihat perbedaan mereka sangat mencolok. Tinggi Emilianus hanya berkisar 153 senti, sedangkan Albert dua puluh senti lebih tinggi darinya. Tipikal wajah dan penampilan mereka pun jauh berbeda. Dalam kemarahannya, Albert seakan terlihat lebih tinggi. Sebaliknya, sosok Emilianus seolah makin mengecil. Mengerikan, apa yang akan terjadi?
Renna mencengkeram erat lengan David. Siap menjauhkannya dari meja ini. Ia tahu seperti apa Albert luar-dalam. Jangan salah, orang berhati lembut justru menyeramkan saat ia marah. Albert jarang sekali memperlihatkan kemarahan. Sekali menampakkan amarah, akibatnya fatal.
“Emilianus...kamu membuatku kecewa.”
Suara barithon itu tak lebih dari bisikan. Akan tetapi, Emilianus dapat mendengar jelas kata-katanya.
“Lupakah kamu, Emilianus? Lupakah kamu tentang amanah itu? Lupakah kamu tentang arti dari tanggung jawab? Kamu ingin lari dari tanggung jawab? Kamu ingin menyia-nyiakan David untuk kedua kalinya?”