Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pelangi Cinta

28 Desember 2016   08:01 Diperbarui: 28 Desember 2016   08:39 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

**     

Ratusan kilometer dari Kota Bandung yang gemah ripah itu, di sebuah kampung kecil di ujung kota apel itu, fragmen pagi tercipta. Hanya saja, keadaannya amat kontras.

“Sudah! Bapak tidak ada waktu! Kamu berangkat sendiri saja!” hardik seorang pria bertubuh kurus. Wajahnya menampakkan amarah.

“Tapi aku ingin sesekali diantar ke sekolah, Pak. Si Prasetyo tiap hari diantar bapaknya naik sepeda.” Anak lelaki itu terus memohon. Sebenarnya ia cukup tampan. Namun sangat disayangkan, ia jarang sekali tersenyum. Wajahnya beku tanpa ekspresi. Lebih sering wajah itu dihiasi kesedihan.

“Kamu kan tahu!  Bapak harus kerja! Kamu mau makan dari mana kalau Bapak tidak kerja di tempat itu?! Sudah, Bapak pergi dulu! Sebelum berangkat sekolah, cuci piring-piringnya!”

Sejurus kemudian, pria itu meninggalkan anak lelakinya. Membanting pintu. Si anak laki-laki menunduk, kecewa dan sedih.

Albert Arif nama anak lelaki itu. Albert dari kata Albertus, nama Baptis pemberian Romo. Sosok anak laki-laki yang introvert, namun baik hati dan rajin pergi ke gereja. Hidup tanpa ibu menjadi pukulan berat baginya. Biar bagaimana pun, ibu adalah cinta pertama nak laki-laki. Di saat anak lain bermanja-manja dengan ibunya, ia tak pernah merasakan itu. Tiap kali ke gereja dan saat Misa, ia selalu berdoa agar ibunya kembali.

Selesai mengerjakan tugas-tugas rumah yang dilimpahkan bapaknya, ia bergegas pergi. Tak ingin terlambat ke sekolah. Langkahnya dipercepat. Ia harus segera sampai.

Dan karena dirimu

Kunanti ku mencari

Berharap kau mengembalikan hatiku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun