Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pelangi Cinta

28 Desember 2016   08:01 Diperbarui: 28 Desember 2016   08:39 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Apa yang terjadi

Pada cinta suci ini

Setelah sekian lama kuyakini

Mengapa kau pergi

Berjanji takkan kembali

Kauhancurkan hati ini... (Terryana Fatiah-Kepingan Hati).

Dari radio tua di rumah salah satu tetangganya yang ia lewati, lagu itu mengalun sedih. Menembus tepat ke relung hati. Albert Arif terpaku. Sekali lagi ia teringat Ibu.

Mengapa Ibu harus pergi? Apakah Ibu sudah tidak mencintai Bapak lagi? Tegakah Ibu membiarkannya hidup hanya bersama Bapak, setiap hari mendengar hinaan dari teman-temannya jika ia tak punya ibu? Ibu, cinta pertamanya, wanita yang hanya ada dalam doa dan refleksi semunya, pergi dan tak kembali.

Ibu pergi. Kehampaan pun membayangi. Bukan hanya Bapak yang kehilangan, Albert Arif merasakan hal serupa. Pelangi hidupnya seolah berubah menjadi monokrom. Tak ada lagi atmosfer kebahagiaan dalam keluarga kecil itu.

Tiba-tiba kepalanya terasa sakit. Darah segar mengaliri hidungnya. Mengapa sakit itu lagi? Albert Arif belajar menyimpan rasa sakitnya sendiri. Mengeluh pada Bapak pun sia-sia. Bapak tidak akan peduli. Lagi pula mereka tak punya cukup uang untuk pergi ke rumah sakit. Seorang anak sakit parah, dan ia menyembunyikannya dari siapa pun. Ironis sekali, bukan?

**    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun