"Iya iya, kami bercanda," ucap Fera.
"Jangan marah atuh!" kata Ifa.
"Oke aku gk marah, tp beliin mineral ion ya pas latihan sore nanti."
"Yeeeeeeeeeeee!" ucap Ifa dan Fera sambil mendorong Luna.
Kami pun bercanda dan kami pun menuju kelas masing masing untuk melakukan upacara pertama hari sekolah.
Namun jujur saja, di hari pertama ini aku gelisah. Siapa yang bisa aku ajak bicara. Terlebih dalam dua tahun belakang, aku lebih banyak bergaul dengan teman basket putri. Hatiku sangat tidak tenang, sampai-sampai aku lihat ke kanan dan ke kiri teman-teman sekelasku di acara pembukaan yang diketui oleh kepala sekolah. Tidak ada orang yang bisa aku ajak bercanda atau mengobrol hanya sekedar berbisik pun tidak ada.
Upacara pun selesai hatiku menjadi gugup sejadi-jadinya. Karena gugup, aku pergi ke toilet sendiri. Aku meremas squishy berbentuk cumi-cumi untuk menghilangkan keteganganku. Sambil meremas squishy, aku pun memotivasi diriku sendiri agar bisa tenang. Sebenarnya aku mengatakan dalam hati namun entah karena apa suaraku keluar dan berkata, " Aku benar-benar gugup, sungguh benar-benar gugup. Tetap tenang! Tetap tenang! Oke!"
Akhirnya, aku sudah merasakan rasa yang tenang dan bersiap masuk kek kelas dimana tak ada teman yang cukup akrab dengan diriku.
Aku berjalan dengan terburu buru karena takut guru wali kelas ku datang lebih dulu. Aku yang setengah berlari dengan hati yang setengah tenang, siap menjalani aktivitas sekolah seperti biasa.
Namun ketika ku masuk ke dalam ruang kelas ketegangan itu mulai terasa. Pria itu, pria yang bernama Asra berada satu kelas denganku. aku hanya bisa mematung di pintu ruangan kelas. Rasanya perasaanku semakin kacau. Sama kacaunya dengan lagu kufaku band yang sering diputar oleh akun sosial media. Terlebih ketika ia melihatku di pintu ruangan kelas aku bergegas masuk menghindari pandangannya padaku. Aku ingin sekali mengobrol dengannya namun karena rasa malu aku hanya membuang waja dan masuk dengan rasa cemas.
Aku yang panik melihat sekelilingku, panik bukan main perasaan ini terasa campur aduk layaknya permen legendaris gado-gado. Perasaanku ada rasa malu, rasa senang, rasa sedih, rasa gelisah, dan perasaan lainnya. Terlebih dia berada di kelasku menjadi penunjang rasa maluku semakin meninggi. Apa ini yang disebut kebetulan, takdir, dan cinta?